tag:blogger.com,1999:blog-47722997377594890162024-03-07T19:52:57.909-08:00FemalelokaNunu Halimihttp://www.blogger.com/profile/16126227662284763922noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-4772299737759489016.post-53831168631921477142023-02-12T08:42:00.005-08:002023-02-12T08:42:38.654-08:00Membangun Jiwa Entrepreneur Sejak Dini pada Anak<p> Salah satu kegiatan yang paling ditunggu orangtua untuk mengembangkan mental pengusaha dan pebisnis adalah kegiatan “Market Day” atau Hari Pasar di sekolah. Ada saja kelakuan lucu anak-anak SD Saat Market Day, ada anak-anak yang uangnya habis untuk jajan lagi dagangan temannya, atau ada yang dagangan habis tetapi uangnya tidak ada, tetapi juga ada anak yang untung banyak, uang kumpul dagangan habis.</p><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDmJ2aMKlKNc-kFxL8K0h3E3Nf_nHj_Etlm4F3N5YaWmDHG57tlOLOyPRIdO4yfyl62V3BbD3zVGUm5BSKkt5V50XL0vfi6_6ouYCNo6hy9zKlEj8ZsCbHe_Cm-zzLWg--uWfSomginp3wt9dz-G4mLTPsbHR4GvvEFowVGOgT5gsUc7qBom3lsqyj7A/s1920/money-g74a038b53_1920.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1297" data-original-width="1920" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDmJ2aMKlKNc-kFxL8K0h3E3Nf_nHj_Etlm4F3N5YaWmDHG57tlOLOyPRIdO4yfyl62V3BbD3zVGUm5BSKkt5V50XL0vfi6_6ouYCNo6hy9zKlEj8ZsCbHe_Cm-zzLWg--uWfSomginp3wt9dz-G4mLTPsbHR4GvvEFowVGOgT5gsUc7qBom3lsqyj7A/w640-h432/money-g74a038b53_1920.jpg" width="640" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Belajar menjadi entrepreneur, pebisnis, pengusaha sejak dini, hal pertama yang perlu dilakukan memang memberi mereka kesempatan untuk memulai bisnisnya sendiri, mengambil risiko, dan mempelajari apa yang diperlukan untuk menjadi wirausaha.<br /><br />Untuk membangun mental pengusaha pada anak-anak adalah hal yang sangat penting dan menjadi pengusaha atau pebisnis adalah tentang mindset, atau cara berpikir. Namun bagaimana kita dapat memberi pemahaman tentang ini kepada anak, ada beberapa cara yang bisa dilakukan; <div><br /></div><div>1. Mulai dengan mengajarkan anak konsep uang dan cara menggunakannya, memberikan pemahaman akan bedanya keinginan dan kebutuhan dengan penyampaian yang disesuaikan penerimaan anak.<br /><br />2. Libatkan anak-anak dalam pengambilan keputusan keuangan, misalnya saat berbelanja kebutuhan bulanan, atau saat membayar tagihan, agar mereka sedikit banyak mendapat gambaran dari mana uang berasal dan digunakan untuk apa<br /><br />3. Tanamkam kepada anak bahwa berdagang, berniaga itu mulia, dan tidak perlu malu atau gengsi berdagang, menawarkan barang kepada teman 4. Bahwa menjadi pengusaha itu dibutuhkan, suatu negara dapat dikatakan maju jika jimlah pengusahanya di atas 10% Indonesia saat ini baru ada 3% saja pengusaha 5. Tanamkan kepada anak tentang arti peluang dan kesempatan, dengan memcahkan masalah orang lain dan “menjual” solusinya. Anak-anak biasanya berpikir kreatif dan out of the box, tinggal perlu diasah, dimotivasi untu memunculkannya<br /><br />6. Wajar merasa takut, takut gagal, takut ditolak Setiap pengusaha sukses mengambil risiko untuk mencapai posisi mereka saat ini. Bantu anak-anak melihat bahwa mengambil risiko dapat memberikan hasil yang besar<br /><br />Tentu banyak hal yang menjadi penentu kesuksesan seorang pengusaha, memiliki mental pengusaha sejak dini adalah kunci melhairkan generasi penerus pengusaha selanjutnya untuk kemajuan ekonomi bangsa dan negara</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>Nunu Halimihttp://www.blogger.com/profile/16126227662284763922noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4772299737759489016.post-62174281306352742842023-02-04T09:00:00.043-08:002023-02-05T09:20:36.991-08:00Self Love; Bagaimana Ibu Bisa Belajar Mencintai Diri Sendiri<p>"Kamu tuh tinggi, tapi terlalu kurus, jadi nggak ada body, kayak belalang tempur!"</p><br />Wew! Dibilang seperti itu, seperti ada hal penting yang mencoreng identitas diri sendiri. Bahkan saya tidak mengenal tubuh saya sendiri yang sekurus itu.<br /><br />Dengan tinggi 169cm dan berat badan 41kg Yaa, begitulah salah satu pengalaman insecure pertama kali saya dengan bentuk badan sendiri.<br /><br />Sampai sudah punya anak tiga, di usia jelang 30an bentuk badan saya tidak banyak berubah. Tetap kurus.<br /><br />Seiring pertamabhan usia, yakin setiap orang pernah mengalami, mau kurus, gemuk, pendek, tinggi bahkan yang memiliki tubuh ideal sekalipun pernah merasakan sebuah ketidak nyamanan dan bagaimana tubuh kita membawa pressure tersendiri.<br /><br />Meskipun mungkin setiap orang levelnya beda-beda ya. Ada yang bisa menerima, ada yang tidak, ada yang jadi tertekan atau mungkin ada yang bodo amat, Emang Gue Pikirin!<br /><br />Kita bersalah ketika terlalu kritis terhadap tubuh kita sendiri. Ketika melihat ke cermin dan melihat banyak hal yang menghalangi untuk menyesuaikan diri dengan fisik ideal yang ada dalam pikiran.<div><br /></div><div>Lalu, bagaimana caranya belajar menjadi ibu yang dapat mencintai diri sendiri?</div><div>Cobalah untuk;</div><div><br />1. Berhenti mengkritik diri sendiri<br /><br />2. Perlakukan diri sebagaimana memperlakukan orang lain<br /><br />3. Berhenti membandingkan diri sendiri<br /><br />4. Lakukan hal-hal yang membuat diri merasa baik<br /><br />Mengatakan "terima kasih" kepada orang lain adalah sesuatu yang dipelajari sejak usia dini. Tetapi seberapa sering berterima kasih pada diri sendiri?<br /><br />Mengucapkan "terima kasih" kepada tubuh, adalah salah satu hal paling penting yang dapat dilakukan, terutama ketika mengejar kehidupan cinta-diri dan kesejahteraan. </div><div><br /></div><div><div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2386-4zhzZho5aQjpTdhPviY10dmGv3_H6MfFYgmJUQKj7dhrq8fV8k8OGycbCm5fkW6MA--kaHice4t0s7uN7T9VRv6rhEC07RWsnHbQ9hOjes-w_BJMfljR4spcGTawOdz07qJtYc2nZXcqp2a4h51n0WNeK_P0pmGaJ3gT6_B0KA5ijFsews4Lig/s1920/selflove.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1278" data-original-width="1920" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2386-4zhzZho5aQjpTdhPviY10dmGv3_H6MfFYgmJUQKj7dhrq8fV8k8OGycbCm5fkW6MA--kaHice4t0s7uN7T9VRv6rhEC07RWsnHbQ9hOjes-w_BJMfljR4spcGTawOdz07qJtYc2nZXcqp2a4h51n0WNeK_P0pmGaJ3gT6_B0KA5ijFsews4Lig/w400-h266/selflove.jpg" width="400" /></a></div><div><br /></div><div><br /></div></div>Nunu Halimihttp://www.blogger.com/profile/16126227662284763922noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4772299737759489016.post-41022015333355957022023-01-29T04:12:00.004-08:002023-01-29T04:12:54.286-08:00Mainan Anak-Anak, Dulu dan SekarangTeknologi membunuh masa kanak-kanak sekarang, terkesan sangat ekstrem ya?! Apa iya demikian!?<div><br /></div><div>Kesenangan hidup yang sederhana, yang biasa kita nikmati dulu, tanpa gadget, bermain tali, galasin, banteng, dan lain-lain hilang. </div><div><br /></div><div>Berharap waktu bisa kembali, terkadang saya berharap dapat memiliki mesin waktu untuk membawa mereka ke era itu!</div><div><br /></div><div>Saat bisa bermain bebas, bernafas lega dan hidup bebas, bahkan main di luar rumah tidak takut diculik. </div><div><br /></div><div>Ya, karena anak-anak zaman sekarang bahkan tidak bisa membayangkannya. Main ke luar rumah bukan lagi hal aman. Di luar sana penuh dengan predator, anak -anak ke tempat tetangga dan bermain adalah hal yang jarang dilakukan saat ini, terlebih jika tinggal di komplek perumahan. </div><div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZA3vmpGuBDIJncIAPzEZhdM9pU_UjcrV1l7ucrpARGjU5gSh2It2pxX-KVhPK5YXD1eo1Bk_draRuW8bEX9Hz4ZgaV-dbPJfNlB0bZgE4-IRrEl4AvCBksGWePv86f2O4ZS8W4HbcaQQeit9TGieKGmltXmg0OK3jPGf8XobgzTSDQTzvoeYUFbuBDg/s1920/child-ga8fed080a_1920.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1162" data-original-width="1920" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZA3vmpGuBDIJncIAPzEZhdM9pU_UjcrV1l7ucrpARGjU5gSh2It2pxX-KVhPK5YXD1eo1Bk_draRuW8bEX9Hz4ZgaV-dbPJfNlB0bZgE4-IRrEl4AvCBksGWePv86f2O4ZS8W4HbcaQQeit9TGieKGmltXmg0OK3jPGf8XobgzTSDQTzvoeYUFbuBDg/s320/child-ga8fed080a_1920.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Anak-anak menemukan kesenangan dengan bermain hape, lingkungan bermain umumnya hanya di sekolah. Gadget, hape, laptop dan gawai lainnya menjadi taman bermain anak. </div><div><br /></div><div>Tetapi benarkah mereka kesenangan mereka telah terbunuh? Jawabannya ya relatif ya. Karena teknologi tidak salah, yang salah adalah kita yang menggunakannya. </div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1920" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeo7XEIRHMULE-oWHlKCaBBEHHHispXgk1AmMt82755bvqph2Q_ZWHUv8t7q_X8stpjrt2uw4iLfuxKOcjrYgvyiYpVM4DcxrubdiZPOGCXQy1mKIMkx9Cr5opDRwO4JEK0WuqWRl5Uc-sZHjtAMEBY6quVNlshDFU2rJP2eXD0sWXeZVzf4qVsXferw/s320/child-g73602a03a_1920.jpg" width="320" /></div><div><br /></div><div>Ada anak-anak yang tetap bisa “hidup” dengan teknologi, keseimbangan adalah kuncinya. Tiap orang memiliki zamannya masing-masing. Ya, mungkin inilah zaman anak-anak kita. Tinggal kita orangtua, bagaiman memanfaatkannyq untuk kebaikan anak. </div><div><br /></div><div>B setiap orang, masa kanak-kanak adalah bagian terbaik dalam hidupnya. Saya yakin, ketika anak-anak saya dewasa dan jika pertanyaan yang sama diajukan kepada mereka, mereka akan melakukannya, mungkin permainan anak-anaknyq sudah berbeda lagi. </div>Nunu Halimihttp://www.blogger.com/profile/16126227662284763922noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4772299737759489016.post-75515288884206125902023-01-22T08:03:00.006-08:002023-01-30T10:58:34.176-08:00Pentingnya Membacakan Dongeng Sebelum Tidur pada Anak Hallo Moms, para ibu, siapa yang suka membacakan dongeng sebelum tidur untuk putra-putrinya? <div><br /></div><div>Selalu semangat ya Moms! Karena kebiasaan membaca dongeng sebelum tidur ini memberikan banyak manfaat loh? </div><div><br /></div><div>Yup! Membaca dongeng sebelum tidur berperan penting dalam tumbuh kembang bayi dan anak-anak </div><div><br /></div><div>Mengapa membaca dongeng penting untuk bayi dan anak-anak?</div><div><br /></div><div>Salah satu alasannya karena dengan berbagi cerita, berbicara setiap hari maka dapat membantu stimulus perkembangan anak dalam banyak hal.</div><div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7A0zXankliOvnaxvc9cDSv85MoyGCk208koy2EkaKw2q9MpfOnfQL6SG33Ecjdbqe37JfMKjSZRi7Yui3h6z7Tq-EPulCCbnlgpiLil6xw8XI3Q_C7h6-7rznIwjcthyvE7ApgRVfGzVYYs5_1rCqljDZHbYRPF6Upa-ERAYWjcUl8-8XwSXzcLe3JA/s1920/motherhood-ga492711b6_1920.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1920" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7A0zXankliOvnaxvc9cDSv85MoyGCk208koy2EkaKw2q9MpfOnfQL6SG33Ecjdbqe37JfMKjSZRi7Yui3h6z7Tq-EPulCCbnlgpiLil6xw8XI3Q_C7h6-7rznIwjcthyvE7ApgRVfGzVYYs5_1rCqljDZHbYRPF6Upa-ERAYWjcUl8-8XwSXzcLe3JA/w400-h266/motherhood-ga492711b6_1920.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div>Membaca dongeng memberikan banyak kebaikan. Dari mendengar cerita, anak dapat terbantu mengenal bunyi, kata, dan bahasa, serta mengembangkan keterampilan literasi sejak dini. </div><div><br /></div><div>Dengan literasi yang baik, maka akan lebih mudah bagi anak-anak membangun kecintaan mereka untuk belajar, menghargai buku dan cerita, serta memicu imajinasi anak. </div><div><br /></div><div>Membaca dongeng juga penting karena dapat merangsang rasa ingin tahu serta membantu mengembangkan otak anak.</div><div><br /></div><div>Membaca dongeng juga telah diteliti dapat merangsang kemampuan untuk fokus, konsentrasi, keterampilan sosial dan keterampilan komunikasi anak. </div><div><br /></div><div>Anak-anak akan lebih mudah mempelajari perbedaan antara 'nyata' dan 'khayalan' serta membantu anak memahami peristiwa baru atau menakutkan.</div><div><br /></div><div>Emosi kuat yang menyertainya secara umum juga membantu anak belajar tentang dunia, budaya mereka sendiri, dan budaya lain.</div><div><br /></div><div>Mendongeng cerita dengan anak juga tidak berarti kita harus membaca dari buku saja loh Moms! Saat ini banyak sumber untuk mendapatkan materi mendongeng.</div><div><br /></div><div>Tidak harus menjadi pendongeng yang hebat, yang terpenting anak dapat memahami dongeng yang dibacakan. Bayi dan anak kecil suka menikmati buku, lagu, dan cerita dengan rima, ritme, dan pengulangan yang baik. </div><div><br /></div><div>Nah, jadi bagaimana Moms? Lanjutkan terus ya kebiasaan membaca dongeng untuk anak sebelum tidurnya.</div><div><br /></div>Nunu Halimihttp://www.blogger.com/profile/16126227662284763922noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4772299737759489016.post-957371932769958772023-01-14T05:07:00.006-08:002023-01-15T21:50:40.499-08:00Mengenalkan Konsep Uang Sesuai Usia AnakMengenalkan anak-anak tentang uang. Apa yang harus Saya ajarkan tentang uang? <br /> <br />Para ahli keuangan mengungkapkan untuk mengetahui kebiasaan uang yang baik pada seseorang dapat telusuri kembali ke pembelajaran masa kecilnya. Pun dengan kebiasaan keuangan yang buruk ini juga dapat ditelusuri kembali ke pembelajaran masa kecil. <div><br /></div><div>Ya, memang setiap anak berbeda, namun demikian ada beberapa tonggak perkembangan yang dapat membantu memandu apa yang harus diajarkan kepada mereka dan kapan membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk mengelola uang mereka secara efektif sekarang dan di masa depan. </div><div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0IJZmkfGhAuNn7atLMV9CeytlrsWtx41EBsCtKLtT98cGXTQk4vbkHO4Yt2P-eiq5Q6_Bw_yOQ-2eTjDZlABqYCmXbpDabgox9rJNpbhC8xa2YqWN_Er1yBUuEjMrwDCAmkQ1R2RInJnXlKmDW09NypoGRTZDcwCpfZJqp92lx1VZFpOrC_gHI9Of5w/s1920/mengenalkan%20uang%20pada%20anak.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1920" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0IJZmkfGhAuNn7atLMV9CeytlrsWtx41EBsCtKLtT98cGXTQk4vbkHO4Yt2P-eiq5Q6_Bw_yOQ-2eTjDZlABqYCmXbpDabgox9rJNpbhC8xa2YqWN_Er1yBUuEjMrwDCAmkQ1R2RInJnXlKmDW09NypoGRTZDcwCpfZJqp92lx1VZFpOrC_gHI9Of5w/w400-h266/mengenalkan%20uang%20pada%20anak.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Anak-anak yang lebih pandai mengelola uang cenderung memiliki orang tua atau pengasuh yang berbicara dengan mereka tentang uang dan memberi mereka tanggung jawab untuk membelanjakan dan menabung sejak usia dini. </div><div><br /></div><div>Dan sebagai orangtua, menjadi sangat penting untuk luangkan waktu memikirkan kebiasaan keuangan pada dirinya sendiri.
Ketika anak-anak dapat mengembangkan keterampilan keuangan mereka, semakin cepat pula mereka dapat mulai mengasah keterampilan tersebut.<br /> <br />
Faktor usia menjadi indikator penting dalam mengenalkan konsep uang pada anak. Karena inilah cara memberi anak-anak awal dalam menyiapkan mereka untuk menang dengan uang pada usia berapa pun.<br /> <br /><span style="color: red; font-size: medium;"><b>
Anak-Anak Berusia Tiga dan Empat Tahun.</b></span></div><div><br /></div><div>Ini adalah usia anak-anak prasekolah, boleh mulai kenalkan bentuk uang kepada mereka, dan mulai berbicara serta mengajukan pertanyaan atau menjawab tentang, apa itu uang? Untuk apa uang? Darimana uang? Bagaimana menggunakan uang? Dan lain-lain.</div><div><br /></div><div>Pada usia ini yang dilakukan adalah upaya memberi pemahaman. Salah satu caranya adalah dengan mengajak anak membahas uang ketika mereka melihat ibu memegang uang, berbelanja, atau kegiatan lain dengan uang. </div><div><br /></div><div> Anak-anak usia ini belum dapat memahami dengan baik apa itu uang dan konsep uang, maka sebaiknya tidak dibiarkan memegang uang sendiri apalagi sampai bertransaksi, jual beli, tolong beli ini itu ke warung misalnya. </div><div><br /></div><div> <b><span style="color: red; font-size: medium;">Anak-Anak Usia Lima dan Enam Tahun</span></b></div><div><br /></div><div>Pada usia ini mereka mulai mengembangkan, dengan mengenal akan pemahaman tentang angka yang lebih dalam, matematika dasar.</div><div><br /></div><div>Anak-anak usia ini mampu memperhatikan lebih lama dan lebih detail.
Usia ini adalah titik awal yang tepat untuk beralih dari bermain-main dan mulai menunjukkan pengetahuan konsep uang dengan lebih baik.
Anak berusia tujuh dan delapan tahun. Mereka mulai merasakan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan.<br /> <br />
Ini adalah usia yang tepat untuk berbicara tentang uang. Sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Anak-anak dapat dikenalkan dengan uang saku atau uang jajan. </div><div><br /></div><div> <span style="font-size: medium;"><b>Anak Usia 6-8 tahun</b></span></div><div><br /></div><div>Pada tahap usia ini, uang menjadi hal yang harus menyenangkan untuk anak, orangtua dapat mulai mengintegrasikan lebih banyak keterampilan yang berhubungan dengan uang ke dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menabung untuk membeli mainan baru atau mengubah perilaku belanja yang tidak produktif. <br /><br /></div><div>Orangtua dapat membantu mereka belajar tentang bagaimana bertanggung jawab dengan uang mereka juga dapat memberi ketenangan pikiran saat mereka menjadi lebih mandiri dalam pengambilan keputusan. </div><div><br /></div><div><b><span style="color: red; font-size: medium;">Usia 9 hingga 12 tahun </span></b></div><div><br /></div><div>Pada usia ini anak menginginkan kemandirian. Jadi, orangtua dapat fokus untuk membuat mereka bertanggung jawab atas pembelanjaan dan pilihan mereka tentang uang.</div><div><br /></div>Buat keputusan terkait uang dengan lantang sehingga mereka dapat mendengarkan. Misalnya, mengapa memilih sabun mandi merek toko A daripada merek yang lebih terkenal, atau mengapa harus pilih yang lebih murah dan lain-lain. Nunu Halimihttp://www.blogger.com/profile/16126227662284763922noreply@blogger.com0